Mimpi Anak-anak Suriah Untuk Mendapatkan Pendidikan Menjadi Kenyataan Dengan Inisiatif Turki
Suriah yang telah dilanda perang selama 6 tahun memiliki permasalahan besar dengan ‘generasi yang hilang’, anak-anak terpaksa berhenti sekolah berharap mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup.
Dalam upaya untuk membantu ‘masa depan generasi Suriah,’ Turki menjangkau anak-anak Suriah dengan mengembalikan sekolah dan meningkatkan pendidikan bagi anak-anak pengungsi di dalam Suriah.
Terkoyak oleh konflik yang sedang berlangsung, generasi muda dan anak-anak Suriah beresiko mengalami gangguan dalam pendidikan mereka. Berjuang untuk mengatasi penderitaan ratusan ribu warga Suriah yang terpaksa putus sekolah, Turki berjuang untuk menjangkau anak-anak putus sekolah.
Negara, yang menjadi tuan rumah hampir 3 juta pengungsi dari tetangga selatan Suriah, menyediakan sekolah bagi anak-anak pengungsi serta mereka yang mengungsi di dalam wilayah Suriah.
Untuk menekan fenomena “generasi yang hilang” , Kementerian Pendidikan Nasional Turki menyediakan layanan pendidikan di kota-kota Suriah yang saat ini lebih aman kondisinya seperti Jarablus, al-Bab dan Azaz serta di Tal Afar Irak, yang juga telah dibebaskan dari ancaman Daesh.
Penduduk setempat yang mengungsi telah kembali setelah Turki yang didukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA) membebaskan wilayah tersebut dari kontrol kelompok teroris dalam Operasi Euphrates Shield.
Berbicara kepada wartawan lokal, Ali Rıza Altunel, yang mengepalai departemen pelayanan belajar sepanjang hayat, mengatakan pihaknya sedang bekerja untuk melanjutkan program pendidikan dari Jarablus ke al-Bab, mereka juga bekerja untuk menjangkau sebanyak 833.000 anak Suriah usia sekolah di Turki.
Negara ini telah berhasil mendaftar 503.000 pengungsi Suriah di sekolah-sekolah sejak perang pecah di Suriah enam tahun yang lalu dan Altunel mengatakan calon siswa SMA berisiko tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
“Kami menyediakan bagi mereka pusat-pusat pendidikan sementara, termasuk di dalam kamp-kamp pengungsi, dan layanan pendidikan di sekolah-sekolah Turki dan kami juga memiliki mahasiswa [dari keluarga pengungsi],” katanya.
Pemuda dan anak-anak adalah kunci untuk masa depan negara yang dilanda konflik saat solusi cepat untuk perang yang sedang berlangsung masih tetap di luar jangkauan dengan rezim Bashar Assad yang masih dipertahanakan di kekuasaan.
“Di masa depan, rakyat Suriah akan membutuhkan pengalaman dan kebijaksanaan dari pemuda terdidik. Bersama-sama, mereka akan membangun Suriah yang damai. Kami melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang tetangga untuk mereka,” kata Altunel.
Altunel mengatakan pelayanannya dimobilisasi untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di Suriah juga dengan pembangunan kembali dan perbaikan sekolah.
“Kami fokus pada daerah Operasi Euphrates Shield, untuk sekolah di Jarablus, al-Bab, Azez dan kota-kota lainnya. Kami menyediakan segala sesuatu mulai dari meja, buku teks, notebook dan gaji guru. Sudah sekitar dua bulan layanan pendidikan dimulai,” tambahnya.
Operasi Euphrates Shiled dimulai tahun lalu dan secara resmi berakhir bulan ini setelah FSA yang didukung Turki mengusir Daesh dari kota-kota dekat perbatasan Turki. Terlepas dari dukungan militer, Turki mengulurkan tangan dalam bantuan kemanusiaan untuk penduduk setempat yang kembali ke kampung halaman mereka setelah diusir oleh kelompok teroris.
Sekolah telah diprioritaskan dalam proses pembangunan kembali di kota-kota yang dibebaskan dari Daesh dan Yayasan Maarif Turki telah membuka dua sekolah di Jarablus. Sekolah-sekolah tersebut, yang sebelumnya diubah menjadi penjara oleh Daesh ketika kelompok teroris mengambil alih kota, telah direnovasi dan diperbaharui.
Lebih banyak sekolah telah direncanakan akan dioperasikan untuk kota-kota lainnya yang telah dibebaskan dari kelompok teroris. Birol Akgün, pemimpin Maarif Foundation, mengatakan mereka membangun sekolah untuk melawan perekrutan kelompok teroris di kalangan pemuda dan anak-anak.
“Kami membangun sekolah agar anak-anak [Suriah] tidak akan jatuh dalam ‘perangkap teroris,’” kata Akgün kepada Daily Sabah.
Pendidikan juga dipandang sebagai elemen kunci untuk menghentikan radikalisasi pemuda saat Daesh berusaha untuk memperluas pengaruh ideologinya. Maarif Foundation berencana membuka empat sekolah lagi di Suriah.
Sumber: middleeastupdate.net